Minggu, 15 November 2015
Selasa, 10 November 2015
Makalah keterampilan dasar membuka dan menutup pembelajaran
A.
Keterampilan
Dasar Mengajar
Keterampilan
dasar mengajar (teaching skills) adalah kemampuan atau keterampilan yang
bersifat khusus (most specific instructional bahaviors) yang harus dimiliki
guru, dosen, instruktur agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif,
efesien, dan professional. (As Gilcman, 1991)
Keterampilan
dasar mengajar merupakan keterampilan yang kompleks, yang pada dasarnya
merupakan pengintegrasian utuh dari berbagai keterangan yang jumlahnya sangat
banyak.
Dengan demikian keterampilan
dasar mengajar berkenaan dengan beberapa keterampilan atau kemampuan yang
bersifat mendasar dan harus dikuasai oleh tenaga pengajar dalam melaksanakan
tugas mengajarnya.
Dalam
mengajar ada dua kemampuan pokok yang harus dikuasai oleh seorang tenaga pengajar,
yaitu:
1. Menguasai
materi atau bahan ajar yang akan diajarkan (what to teach)
2. Menguasai
metodologi atau cara untuk membelajarkannya (how to teach)
Ada beberapa komponen
keterampilan dasar mengajar, yaitu:
1. Keterampilan
bertanya
2. Keterampilan
memberi penguatan
3. Keterampilan
mengadakan variasi
4. Keterampilan
menjelaskan
5. Keterampilan
membuka dan menutup pelajaran
6. Membimbing
diskusi kelompok kecil
7. Keterampilan
mengajar kelompok kecil dan perorangan
8. Keterampilan
memberikan atau menumbuhkan motivasi
B.
Pengertian
Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Membuka
pelajaran (set induction) adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru
dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan prokondusi bagi siswa agar
mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga
usaha tersebut akan memberikan efek posistif terhadap kegiatan belajar. Kegiatan
membuka pelajaran tidak mencakup urutan kegiatan rutin seperti menertibkan
siswa, mengisi daftar hadir, menyampaikan pengumuman, menyuruh menyiapkan
alat-alat pelajaran dan buku-buku yang akan dipakai dan lai sebagainya yang
tidak berhubungan dengan penyampaian materi pelajaran. Kegiatan membuka
pelajaran ada kaitannya langsung dengan penyampaian materi pelajaran.
Sedangkan
menutup pelajaran (closure) adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk
mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar. Seperti halnya kegiatan
membuka pelajaran, kegiatan menutup pelajaran juga tidak mencakup urut-urutan
kegiatan rutin seperti member tugas di rumah, tetapi kegiatan yang ada
kaitannya langsung dengan penyampaian materi.
Namun
demikian, dalam pembelajaran guru sering tidak melakukan usaha membuka dan
meutup pelajaran tersebut. Setelah melakukan tugas rutin seperti menenangkan
kelas, mengisi daftar hadir, menyuruh siswa menyiapkan alat-alat pelajran guru
langsung saja masuk pada inti pelajaran. Setelah pelajaran usai guru tidak
melakukan usaha menutup pelajaran. Ia langsung berkata: “Anak-anak waktunya
sidah habis, pelajaran kita lanjutkan besok. Selamat siang anak-anak”. Sebagai
akibatnya adalah siswa akan merasa bahwa pelajaran yang diterimanya
membosankan, tidak bermakna baginya, sukar dipahami, dan mereka akan tidak
berusaha keras untuk memahaminya.
Ada
berbagai alasan mengapa guru tidak melaksanakan kegiatan membuka dan menutup
pelajaran antara lain: lupa, tidak ada waktu, atau memang belum memunyai
keterampilan untuk melaksanakannya. Karena pentingnya fungsi membuka dan
menutup pelajaran ini, maka sagat perlu bagi setiap guru untuk memperoleh pengalaman
serta latihan yang intensif dalam membuka dan menutup pelajaran.
C.
Komponen
Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Komponen keterampilan
membuka pelajaran, yaitu:
a. Menarik
perhatian siswa
Banyak cara yang dapat
digunakan guru untuk menarik perhatian siswa, antara lain:
1) Gaya
mengajar guru
2) Penggunaan
alat bantu mengajar
3) Pola
interaksi yang bervariasi
b. Menimbulkan
motivasi
Salah satu tujuan dari
prosedur membuka pelajaran adalah memilih secara hati-hati hal-hal yang menjadi
perhatian siswa itu hendaknya dapat digunakan untuk menimbulkan motivasi. Dengan
adanya motivasi itu, pembelajran jadi dipermudah. Oleh karena itu, guru
hendaknya melakukan berbagai cara utnuk menimbulkan motivasi itu. Sedikitnya
ada 4 cara untuk menimbulkan motivasi, yaitu:
1) Dengan
kehangatan dan keantusiasan
2) Dengan
menimbulkan rasa ingin tahu
3) Mengemukakan
ide yang bertentangan
4) Dengan
memperhatikan minat siswa
c. Memberi
acuan (structuring) melalui berbagai usaha
Memberi acuan diartikan
sebagai usaha mengemukakan secara spesifik dan singkat serangkaian alternative
yang memungkinkan siswa memperoleh gambaran yang jelas mengenai hal-hal yang
akan dipelajari dan cara yang hendak ditempuh dalam mempelajari materi
pelajaran. Utnuk itu usaha dan cara yang dapat dilakukan oleh guru adalah:
1) Mengemukakan
tujuan dan batas-batas tugas
2) Menyarangkan
langkah-langkah yang akan dilakukan
3) Mengingatkan
masalah pokok yang akan dibahas
4) Mengajukan
pertanyaan-pertanyaan
d. Membuat
kaitan
Jika guru akan mengajarkan
materi pelajaran yang baru, guru perlu menghubungkannya dengan hal-hal yang
telah dikenal siswa atau dengan pengalaman-pengalaman, minat, dan
kebutuhan-kebutuhan siswa. Contoh usaha guru untuk membuat kaitan:
1) Membuat
kaitan antar aspek-aspek yang relevan dari bidang studi yang telah dikenal
2) Cara
membandingkan atau mempertentangkan pengetahuan baru
3) Guru
menjelaskan konsep atau pengertiannya lebih dahulu sebelum menyajikan bahan
secara rinci.
Komponen
keterampilan menutup pelajaran
Menjelang
akhir dari suatu pelajaran atau pada akhir setiap penggal kegiatan, guru harus
melakukan kegiatan menutup pelajaran. Hal ini harus dilakukan agar siswa
memperoleh gambaran yang utuh tentang pokok-pokok materi pelajaran yang telah
dipelajari. Menutut Abimanyu(1985) cara-cara yang dapat dilakukan guru dalam
menutup pelajaran adalah sebagai berikut:
a. Meninjau
kembali
Menjelang akhir suatu jam
pelajaran, guru meninjau kembali apakah inti pelajaran yang diajarkan telah
dikuasai siswa. Ada dua cara meninjau kembali penguasaan inti pelajaran itu,
yaitu merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan.
b. Mengevaluasi
Salah satu upaya untuk
mengetahui pakah siswa sudah memperoleh wawasan yang utuh tentang suatu konsep
yang diajarkan selama satu jam pelajaran atau sepenggal kegiatan tertentu
adalah dengan penilaian. Untuk maksud tersebut guru dapat meminta siswa
menjawab pertanyaan-pertanyaan seacra lisan atau mengerjakan tugas-tugas.
Bentuk-bentuk evaluasi itu
secara terperinci adalah seabagai berikut:
1) Mendemonstrasikan
keterampilan
2) Mengaplikasikan
ide baru pada situasi lain
3) Mengekspresikan
pendapat siswa sendiri
4) Soal-soal
tertulis
D.
Tujuan
Membuka dan Menutup Pelajaran
Adapun tujuan dari
keterampilan membuka dan menutup pelajaran, yaitu:
a. Untuk
menimbulkan minat dan perhatian peserta didik terhadap pelajaran yang akan
dibicarakan
b. Siswa
mempunyai gambaran yang jelas tentang pendekatan-pendekatan yang mungkin
diambil dalam mempelajari bagian-bagian dari suatu mata pelajaran.
c. Siswa
mengetahui hubungan antara pengalaman-pengalaman yang telah dikuasai dengan
hal-hal yang baru akan dipelajari atau masih asing baginya.
d. Siswa
dapat menggabungkan fakta-fakta, keterampilan-keterampilan atau konsep-konsep
yang tercakup dalam suatu peristiwa
e. Menyiapkan
mental para peserta didik agar siap memasuki persoalan yang akan dibicarakan
f. Memungkinkan
peserta didik mengetahui tingkat keberhasilan dalam pelajaran itu sedangkan
guru dapat mengetahui tingkat keberhasilannya dalam mengajar.
g. Agar
peserta didik mengetahui batas-batas tugasnya yang akan dikerjakan
E.
Prinsip-Prinsip
Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Prinsip-prinsip keterampilan
membuka dan menutup pelajaran antara lain:
a. Dalam
membuka pelajaran harus memberi makna kepada peserta didik, yaitu dengan
menggunakan cara-cara yang relevan dengan tujuan dan bahan yang akan
disampaikan
b. Hubungan
antara pendahuluan dengan inti pengajaran serta dengan tugas-tugas yang dikerjakan
sebagai tindak lanjut nampak jelas dan logis
c. Menggunakan
apersepsi yaitu mengenalkan pokok pelajaran dengan menghubungkannya terhadap
pengetahuan yang sudah diketahui oleh peserta didik
Senin, 09 November 2015
Empowerment Women (Pemberdayaan Perempuan)
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Defenisi
Pemberdayaan Perempuan
Istilah
pemberdayaan perempuan terdiri dari dua kata yaitu “pemberdayaan” dan
“perempuan”.
Pemberdayaan atau empowerment ini berdasarkan makna
katanya diartikan sebagai kekuatan yang berasal dari “dalam”, yang dapat
diperkuat dengan unsur-unsur dari “luar” (Kartasasmita, 1996, dalam Soegijoko
1997: 176).
Menurut
Cook dan Macauly (1997) memandang pemberdayaan sebagai upaya membebaskan
seseorang dari kendali yang kaku dan memberikan pada orang tersebut kebebasan
untuk mempertanggungjawakan idenya, keputusan dan tindakannya.
Pemberdayaan
merupakan sebuah proses sekaligus tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan adalah
kegiatan memperkuat kekuasaan dan keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat.
Sebagai tujuan maka pemberdayaan merujuk pada keadaan atau hasil yang ingin
dicapai oleh perubahan social yaitu masyarakat menjadi berdaya.
Perempuan
adalah makhluk lemah lembut dan penuh kasih saying karena perasaannya yang
halus. Perbedaan secara anatomis dan fisiologis menyebabkan pula perbedaan pada
tingkah lakunya, dan timbul juga perbedaan dalam hal kemampuan, selektif
terhadap kegiatan-kegiatan intensional yang bertujuan dan terarah dengan kodrat
perempuan.
Pemberdayaan
perempuan merupakan upaya untuk mengatasi hambatan guna mencapai pemerataan
atau persamaan bagi laki-laki dan perempuan pada setiap tingkat proses pembangunan.
Novian
(2010), pemberdayaan perempuan adalah upaya pemampuan perempuan untuk memperoleh akses dan control terhadap
sumber daya, ekonomi, politik, social, budaya, agar perempuan dapat mengatur
diri dan meningkatkan rasa percaya diri untuk mampu membangun kemampuan dan
konsep diri.
Pemberdayaan
perempuan adalah usaha sistematis dan terencana untuk mencapai kesetaraan dan
keadilan gender dalam kehidupan keluarga dan masyarakat.
Sebagai
sumber daya insane, potensi yang dimiliki perempuan dalam hal kuantitas maupun
kualitas tidak di bawah laki-laki. Namun kenyataannya masih dijumpai bahwa
status perempuan dan peranan perempuan dalam masyarakat masih bersifat
subordinatif dan belum sebagai mitra sejajar dengan laki-laki.
B.
Pentingnya
Pemberdayaan Perempuan
Dalam
Gari-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) tahun 1999, menjelaskan bahwa upaya
meningkatkan derajat hidup perempuan masih merupakan salah satu bidang
prioritas strategis pembangunan nasional. Upaya ini ditetapkan dalam visi
program pembangunan pemberdayaan perempuan, yaitu terwujudnya keadilan dan
kesetaraan gender dalam kehidupan berkeluarga, berbangsa dan bernegara.
Selanjutnya misi program pembangunan ini
terjabar dalam 5 konsep yaitu:
1. Meningkatkan
kualitas hidup perempuan dalam berbagai bidang strategis
2. Sosialisasi
keadilan dan kesetaraan gender
3. Penghapusan
tindak kekerasan terhadap perempuan
4. Penegakan
hak asasi manusia perempuan
5. Meningkatkan
kelembagaan
Kalau
kita melihat konsep GBHN tersebut kita melihat betapa pentingnya pemberdayaan
perempuan karena memberdayakan perempuan berarti memberdayakan bangsa. Secara
fakta fungsi pendidikan, partisipasi perempuan yang total di sector domestic
maupun public sangat menentukan dalam peningkatan kualitas generasi penerus dan
peningkatan kualitas relasional dengan suami maupun dengan masyarakat luas.
C.
Tujuan
Pemberdayaan Perempuan (Empowerment Women)
Tujuan
pemberdayaan perempuan adalah untuk menantang ideology patriarki yaitu dominasi
laki-laki dan subordinasi perempuan, merubah struktur dan pranata yang memperkuat
dan melestarikan dikriminasi gender dan ketidakadilan social. Pendekatan
pemberdayaan memberi kemungkinan bagi perempuan miskin untuk memperoleh akses
dan penguasaan terhadap sumber-sumber material maupun informasi. Sehingga
proses pemberdayaan harus mempersiapkan semua struktur dan sumber kekuasaan.
D.
Sasaran
Pemberdayaan Perempuan
Secara
umum sasaran dari program pemberdayaan perempuan, pertama adalah meningkatnya
kualitas sumber daya perempuan di berbagai sector dan subsector serta lembaga
dan sublembaga yang mengutamakan peningkatan kemampuan dan profesionalisme atau
keahlian kaum perempuan. Kedua mewujudkan kepekaan, kepedulian gender dari
seluruh masyarakat, penentu kebijakan, pengambil keputusan, perencana, dan
penegak hokum, serta pembaruan produk hukum yang bermuatan nilai social budaya
serta keadilan yang berwawasan gender. Kemudian sasaran yang ketiga yaitu
mengoptimalkan koordiansi dan keterpaduan dalam pengelolaan pemberdayaan
perempuan yang meliputi aspek perencanaan, pelaksanaan, pengendalian,
pemantauan, evaluasi, dan pelaporan.
E.
Peran
Bidan Dalam Pemberdayaan Perempuan
Adapun
peran bidan dalam pemberdayaan perempuan yaitu bidan sebagai partnership bagi
perempuan. Partnership menurut terjemahan google adalah “kemitraan,
persekutuan, perekanan”.
Sebagaimana kita ketahui
bahwa, pelayanan kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan dalam memberikan
asuhan kepada kepada klien yang menjadi tanggung jawab bidan mulai dari
kehamilan sampai keluarga berencana termasuk kesehatan reproduksi perempuan dan
pelayanan kesehatan masyarakat. Sehingga melihat daripada defenisi tersebut,
maka dengan menerapkan pelayanan kebidanan, bidan sebagai mitra bagi perempuan
akan sangat membantu terhadap pemberdayaan perempuan. Karena bidan akan lebih
mudah memahami, bagaimana berkomunikasi dan mengingat dari sifat seorang wanita
menjadikan bidan mampu dengan mudah untuk melakukan perannya terhadap pemberdayaan perempuan.
Bidan
mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan, kepada
masyarakat khususnya perempuan. Bidan diakui sebagai tenaga professional yang
bertanggung jawab dan akuntabel., yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk
memberikan dukungan, asuhan dan nasehat selama hamil, masa persalinan dan masa
nifas, memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan
kepada bayi baru lahir dan bayi. Asuhan ini mencakup upaya pencegahan, promosi
persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, dan akses bantuan
medis atau bantuan lain yang sesuai, serta melaksanakan tindakan
kegawatdaruratan. (Kurnia, 2009)
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk mewujudkan pembangunan yang
berkelanjutan diperlukan upaya yang tepat. Salah satunya melalui pemberdayaan
masyrakat. Dalam melasanankan program pemberdayaan semua pihak harus mendpatkan
kesempatan yang sama untuk berpatisipasi aktif mensukseskan program
pemberdayaan tersebut, tanpa terkecuali perempuan. Perempuan sebagai makhluk
tuhan yang memiliki banyak potensi harus berperan aktif dalam kegiatan
pemberdayaan. Sehingga muncul istilah pemberdyaan perempuan sebagai jawaban dari
masalah subordinasi dan asimetris kedudukan perempuan dengan laki-laki.
Pemberdayaan
perempuan adalah usaha sistematis dan terencana untuk mencapai kesetaraan dan
keadilan gender dalam kehidupan keluarga dan masyarakat
B.
Saran
Berdasarkan
uraian di atas maka penulis menyarankan agar program pemberdayaaan perempuan
ini berjalan secara kontinyu dengan sasaran peserta yang lebih luas lagi,
sehingga semua perempuan mempunyai kesempatan yang sama untuk ikut
berpartisipasi dalam program pemberdayaan ini. Kemudian agar setiap program
pemberdayaan perempuan dapat berjalan secara optimal, pemerintah harus
mendukung penuh dengan memberikan bantuan dana maupun hal-hal lain yang
dibutuhkan dalam kegiatan pemberdayaan perempuan.
DAFTAR
PUSTAKA
http://masriyanikhram.blogspot.in/2014/03/pemberdayaan-perempuan-
sebagai-upaya.html
diakses tanggal 15 Maret 2014
http://repository.usu.ac.id/pemberdayaan-perempuan-dalam-pembangunan-yang-optimal/ diakses tanggal 06
Juni 2012
http://fatmanadia.wordpress.com/partnership-bidan-dan-perempuan-dalam-pelayanan-kebidanan-women-centered-care? Diakses tanggal 04
Maret 2012
http://tulisanterkini.com/pengertian-perempuan/ diakses tanggal 20
Maret 2012
http://ilhamnoveri.blogspot.in/upaya-pemberdayaan-dan-hak-asasi-manusia./ diakses tanggal 14 Mei 2013
http://erlinpurwanita.blogspot.in/pemberdayaan-perempuan_7367.html diakses tanggal 12
Agustus 2012
http://bidanherlin.blogspot.in/konsep-kebidanan.html diakses tanggal 08
Maret 2013
Rabu, 04 November 2015
MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN "KECERDASAN"
MAKALAH MATA KULIAH PSIKOLOGI
PENDIDIKAN
“KECERDASAN”

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 7
MUTMAINNA (15 3145 301 246)
NUR HIDAYAH MS (15 3145 301 247)
NUR AINI (15 3145 301 248)
NURASNI VITA SARI (15 3145 301 249)
SATRIANI (15 3145 301 250)
STIKES MEGA REZKY MAKASSAR
MAKASSAR
2015
KATA PENGATAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Kecerdasan”. Makalah ini
merupakan tugas mata kuliah psikologi pendidikan.
Makalah ini berbicara mengenai kecerdasan dengan sub
pokok bahasan yaitu defenisi kecerdasan, teori-teori kecerdasan, dan
factor-faktor yang mempengarui kecerdasan.
Makalah ini
disusun dengan mengambil berbagai sumber yang ada. Kami juga mengucapkan banyak berterimah kasih
kepada pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Makassar,
03 November 2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................
KATA PENGANTAR................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang...................................................................................
B. Rumusan
Masalah..............................................................................
C. Tujuan.................................................................................................
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA
A. Defenisi
Kecerdasan...........................................................................
B. Teori-Teori
Kecerdasan......................................................................
C. Factor-Faktor
Yang Mempengaruhi Kecerdasan...............................
D. Jenis-Jenis
Kecerdasan.......................................................................
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................
B. Saran...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kecerdasan
yang dimiliki manusia merupakan salah satu potensi yang dianugrahkan oleh allah
swt, yang menjadikannya sebagai salah satu kelebihan manusia dibandingkna
dengan makhluk lainnya. Dengan kecerdasannya manusia dapat terus menerus
mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidupnya yang semakin kompleks,
melalui proses berpikir dan belajar terus menerus.
Dalam
hal ini sudah sepantasnya manusia
bersuyukur., meski secara fisik tidak begitu besar dan kuat, namun berkat
kecerdasan yang dimilikinya hingga saat ini manusia ternyata masih dapat
mempertahankan kelangsungan peradaban hidupnya.
Salah
satu pengertian kecerdasan yang paling banyak digunakan adalah yang dikemukakan
oleh Wechler. Ia menganggap kecerdasan adalah konsep generic yang melibatkan
kemampuan individual untuk berbuat dengan tujuan tertentu.
Seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini, orang tidak hanya berbicara
tentang kecerdasan umum, kecerdasan intelektual saja melainkan juga kecerdasan
emosi, dan kecerdasan spiritual. Setiap keceradasan ini memilki wilayahnya sendiri-sendiri
di otak. Sesuai dengan fitrah, kecerdasan sudah ada sejak manusia dilahirkan,
tetapi yang mewarnai selanjutnya adalah keluarga dan lingkungannya.
Oleh
karena itu, makalah ini akan membahas tentang berbagai macam kecerdasan yang dimiliki manusia.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah
berdasarkan latar belakang di atas adalah sebagai berikut:
1.
Apakah yang dimaksud dengan kecerdasan?
2.
Apa saja teori-teori kecerdasan?
3.
Apa factor-faktor yang mempengaruhi
kecerdasan manusia?
4.
Apa saja jenis-jenis kecerdasan itu?
C. Tujuan
1.
Mahasiswa mampu mendefenisikan
kecerdasan.
2.
Mahasiswa mampu menjelaskan teori-teori
kecerdasan.
3.
Mahasiswa mampu menjelaskan
factor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan.
4.
Mahasiswa mampu menjelaskan jenis-jenis
kecerdasan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Defenisi Kecerdasan
Istilah
kecerdasan mula diperkenalkan oleh Francis Galton pada akhir tahun 1800-an.
Galton merupakan sepupu kepada teori evolusi yang terkenal, Charles Darwin.
Galton percaya bahwa kepercayaan intelektual adalah diwarisi, namun beliau
gagal untuk membentuk ujian kecerdasan yang boleh digunakan dalam kajian.
Walaupun beliau tidak berjaya dalam kajiannya, namun Galton telah memberikan
ilmu psikologi dengan konsep kecerdasan.
Kecerdasan
ialah istilah yang digunakan untuk menjelaskan fikiran yang mencakup sejumlah
kemampuan, seperti kemampuan merencanakan, memecahkan masalah, berfikir
abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa dan belajar. Kecerdasan erat
kaitannya dengan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh individu. Kecerdasan
dapat diukur menggunakan alat psikometri yang biasa disebut dengan
Test IQ (Rositayanti,2012).
Ahli
psikologi telah memberi berbagai defenisi yang berbeda bagi konsep kecerdasan .
setiap defenisi memberi tekanan pada kebolehan dan kemahiran tertentu yang
penting, antaranya ialah:
Alfred binet
(1916), beliau sebagai pelopor dalam menyusun ujian kecerdasan yang berpendapat
bahwa kecerdasan terbagi kepada tiga aspek kemampuan, yaitu:
a.
“direction”, kemampuan untuk memusatkan
kepada masalah yang hendak diselesaikan
b.
“adaptation”, kemampuan untuk mengadakan
adaptasi terhadap masalah yang dihadapinya atau fleksibel dalam menghadapi
masalah.
c.
“criticism”, kemampuan untuk mengadakan
kritikan, baik terhadap masalah yang dihadapi maupun terhadap dirinya sendri.
Menurut Edward Thordike
(1913), kecerdasan adalah kemampuan memberi respon yang tepat terhadap dtimulus
yang diterimanya.
Mengikut Piaget(1950),
kecerdasan adalah kebolehan individu membuat adaptasi pada persekitaran fisikal
dan social.
Claparde
menyatakan bahwa intelegensi adalah kemampuan menyesuaikan secara mental
terhadap situasi atau kondisi yang baru. Buhler menyatakan bahwa intelegensi
adalah perbuatan yang disertai dengan pemahaman atau pengertian.
Weschler (1958)
mendefenisikan kecerdasan sebagai kumpulan atau totalitas kemampuan seseorang
untuk belajar, bertindak dengan tujuan tertentu, berpikir secara rasional,
serta mengahadapi lingkungan dengan efektif. Stenberg & Slater (1982)
mendefenisikan kecerdasan sebagai tindakan atau pemikiran yang bertujuan dan
adaptif.
Makin
tinggi tingkat kecerdasan seseorang, makin memungkinkannya melakukan suatu
tugas yang banyak menuntut rasio dan akal dan melaksanakan tugas yang sifatnya
kompleks.
Kamus
dewan 1991, kecerdasan adalah kesempurnaan akan (untuk berfikir, mengerti dan
lain-lain) seperti kepandaian, kepintaran, dan kecerdikan. Atan long 1978,
kecerdasan adalah kebolehan untuk melakukan pemikiran secara mujarad, kebolehan
untuk membuat penyeluruhan dan cara tindakan terhadap suatu situasi yang
bermasalah. Kecerdasan yang umum termasuk kebolehan untuk melakukan pikiran
secara abstrak, selalunya tingkah laku menjadi petunjuk darjah kecerdasan
sesorang.
B. Teori-Teori Kecerdasan
Beberapa teori
keceradasan yang popular, yaitu:
1.
Kecerdasan intelektual
Penemu: Alfred Binet
(1857-1911)
Konsep:
a.
Kecerdasan dilihat hanya dari sisi
kekuatan verbal dan logika seseorang
b.
Kecerdasan akhirnya dapat dinilai dengan
angka konstan
c.
Menganut konsep eugenic artinya
pengendalian sistematis dari keturunan.
d.
Perkembangannya diteruskan oleh Carl
Brigham dengan merancang tes IQ yang diperbaharui dengan nama Aptitite Test
(SAT).
2.
Kecerdasan umum/ general intelegence (G)
Penemu: Charles Spearman
(1863-1945)
Konsep:
a.
Manusia mempunyai kemampuan mental umum
yang mendasari semua kemampuannya untuk menangani kesulitan kognitif.
b.
Factor G ini meliputi kemampuan
memecahkan masalah, pemikiran abstrak, dan keahlian dalam pembelajaran.
3.
Kecerdasan cair dan kecerdasan kristal/
fluid and crystaled intelegence
Penemu: Raymond Cattel
dan John Horn
Konsep:
a.
Manusia mempunyai 2 macam kecerdasan
umum, yaitu kecerdasan cair dan Kristal.
b.
Kecerdasan cair adalah kecerdasan yang
berbasis pada kecerdasan biologis. Kecerdasan ini meningkat sesuai dengan perkembangan
usia, mencapai puncak saat dewasa dan menurun pada saat tua karena proses
biologis tubuh.
c.
Kecerdasan Kristal adalah kecerdasan
yang diperoleh dari proses pembelajaran dan dan pengalaman hidup. Kecerdasan
ini data terus meningkat tidak ada batas maksimal selama manusia mau dan bisa
belajar.
4.
Kecerdasan yang dapat dimodifikasi/
modifiable intelligence
Penemu: Reuven
Feurstein
Konsep:
a.
Kecerdasan dapat diukur dari kemampuan
berfikir seseorang yang mana kemampuan berpikir manusia tersebut mempunyai
tahap-tahap perkembangan.
5.
Kecerdasan proximal/ proximal
intelligence
Penemu: Leo
Vygotsky
Konsep:
a.
Kecerdasan kognitif seseorang dapat
diuji dengan memperhatikan kronologis usia mental orang tersebut dan
memperhatikan kapasitas orang tersebut.
b.
Maksukd kapasitas seseorang adalah
perbandingan kemampuan seseorang
menyelesaikan suatu masalah seseorang diri dengan apabila mendapat bantuan orang
lain dalam menyelesaikan masalah yang serupa.
6.
Kecerdasan yang dapat dipelajari/
learnable intelligence
Penemu: Davis
Perkins dari Harvard university
Konsep:
a.
Kecerdasan dipengaruhi dan dioperasikan
oleh beberapa factor dalam kehidupan yaitu sistem orak, pengalaman hidup, dan
kapasitas untuk pengaturan diri.
7.
Kecerdasan perilaku/ behavior
intelligence
Penemu: Arthur Costa
dari Institute Of Intelligence Di Berkeley
Konsep:
a.
Kecerdasan diartikan sebagai suatu
kumpulan dari kecenderungan perilaku
b.
Perilaku tersebut antara lain keuletan,
kemampuan mengatur perilaku impulsive, empati, fleksibilitas berpikir,
metakognisi, kepekaan panca indra, kebijaksanaan, rasa ingin tahu, dan
kemampuan mengalihkan perasaan.
8.
Kecerdasan tri tunggal/ triarchic
intelligence
Penemu: Robert
J. Sternberg
Konsep:
a.
Kecerdasan manusia dapat diukur dari
keseimbangan tiga kecerdasan yaitu kecerdasan kreatif, analisis, dan praktis.
b.
Kecerdasan kreatif meliputi kemampuan menemukan
dan merumuskan ide serta solusi dari masalah
c.
Kecerdasan analisis digunakan untuk
bertahan dalam hidup seperti keberhasilan mengatasi perubahan.
9.
Kecerdasan moral/ moral intelligence
Penemu: Robert Coles
Konsep: Kecerdasan
yang menitikberatkan pada prinsip dan nilai-nilai hidup.
10.
Kecerdasan emosional/ emotional
intelligence
Penemu: Daniel Goleman
Konsep: Kecerdasan
dapat terdiri dari kombinasi 5 komponen, yaitu kesadaran diri, manajemen emosi,
motivasi, empati, dan mengatur hubungan/ relasi.
11.
Kecerdasan memecahkan kesulitan/
adversity intelligence
Penemu: Paul
Scholtz
Konsep:
a.
Kecerdasan seseorang dapat diukur dari
kemampuan orang tersebut mengatasi masalah yang dialami dalam hidup.
b.
Kecerdasan seseorang dapat
diklasifikasikan menjadi berbagai ciri dan sifat yaitu quitter, camper, dan
climber.
12.
Kecerdasan majemuk
Penemu: Howard
Gardner dari Harvard university
Konsep:
a.
Setiap orang mempunyai lebih dari satu
kecerdasan, minimal memilki delapan kecerdasan yaitu lingustik, logika
matematika, intrapersonal, musical, naturalis, visual-spesial, dan kinestestis.
b.
Setiap orang memilki delapan kecerdasan
ini dengan kadar perkembangan yang berbeda-beda.
C. Factor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kecerdasan
Terdapat
beberapa factor yang mempengaruhi kecerdasan, yaitu:
1.
Factor bawaan atau biologis
Dimana factor
ini ditentukan oleh sifat yang dibawa sejak lahir. Batas kesanggupan atau
kecakapan seseorang dalam memecahkan masalah, antara lain ditentukan oleh
factor bawaan.
2.
Factor minat dan pembawaan yang khas
Dimana minat mengarahkan
perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu.
3.
Factor pembentukan atau lingkungan
Dimana
pembentukan adalah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi
perkembangan intelegensi.
4.
Factor kematangan
Dimana tiap
organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
5.
Factor kebebasan
Hal ini berarti
manusia dapat memilih metode tertentu dalam memecahkan masalah yang diahadapi.
Disamping kebebasan memilih metode, juga bebas dalam memilih masalah yang sesui
dengan kebutuhannya.
D.
Jenis-Jenis Kecerdasan
1.
Kecerdasan Intelektual (IQ)
IQ merupakan
kecerdasan dasar yang berhubungan dengan proses kognitif, pembelajaran
cenderung menggunakan kemampuan matematis-logis dan bahasa, pada umumnya hanya
mengembangkan kemampuan kognitif. Kecerdasan ini dengan kecerdasan rasional
karena menggunakan potensi rasio dalam memecahkan masalah. Penilaian kecerdasan
dapat dinilai dengan tes atau ujian daya ingat, daya nalar, penguasaan kosa
kata, ketepatan menghitung, mudah menganalisis data.
Untuk mengukur
tingkat intelegensi anak, dapat digunakan tes IQ misalnya dari Binet Simon.
Dari hasil tes Binet Simon, dibuatlah penggolongan intelegensi sebagai berikut:
a.
Genius >140
b.
Gifted >130
c.
Superior >120
d.
Normal 90 – 110
e.
Debil 60 – 79
f.
Imbesil 40 – 55
g.
Idiot >30
2.
Kecerdasan Emosional (EQ)
Seiring
berjalannya zaman manusia mulai menyadari bahwa factor emosi tidak kalah
pentingnya dalam mendukung sebuah kesuksesan, bahkan dipandang lebih penting
daripada intelegensi. Daniel goleman telah mempopulerkan pada pertengahan
1990-an. Seperti juga IQ, konsep kecerdasan emosi ini dioperasionalkan menjadi
alat ukur dan keluarannya disebut EQ.
Konsep ini
muncul dari beberapa pengalaman, bahwa kecerdasan intelektual yang tinggi saja
tidak cukup untuk mengantarkan orang menuju sukses.
3.
Kecerdasan spiritual (QS)
QS merpakan
kemampuan individu terhadap mengelola nilai-nilai, norma dan kualitas kehidupan
dengan memanfaatkan kekuatan pikiran bawah sadar atau lebih dikenal dengan
suara hati.
Kecerdasan
spiritual ini bermakna bahwa seseorag individu yang memiliki rasa tanggung
jawab kepada sang pencipta serta kemampuan menghayati nilai-nilai agama.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kecerdasan
ialah istilah yang digunakan untuk menjelaskan fikiran yang mencakup sejumlah
kemampuan, seperti kemampuan merencanakan, memecahkan masalah, berfikir
abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa dan belajar. Kecerdasan erat
kaitannya dengan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh individu. Dengan
berbagai teori pendukungnya seperti proximal, emosional dll. Kecerdasan sendiri
dipengaruhi oleh berbagai factor yaitu bawaan, kematangan, kebebasan dan
lain-lain.
B. Saran
Demikianlah
makalah yang kami susun. Kami sadar makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi
perbaikan tugas selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua
khususnya para calon pendidik.
DAFTAR PUSTAKA
http://supersuga.wordpress.com/2009/04/27/teori-kecerdasan/?
Di akses oleh Alex King tanggal 27 April 2009
http://rdhani51.wordpress.com/2013/10/23/faktor-yang-mempengaruhi-kecerdasan
-manusia-wikipedia/? diakses oleh Dani tanggal 23 Oktober
2013
http://tugaskuliahniza.blogspot.com/2011/10/makalah-psikologi-pendidikan.html
di akses oleh Niza tanggal 08 Oktober 2011
Langganan:
Postingan (Atom)