Selasa, 10 November 2015

Makalah keterampilan dasar membuka dan menutup pembelajaran

A.   Keterampilan Dasar Mengajar
Keterampilan dasar mengajar (teaching skills) adalah kemampuan atau keterampilan yang bersifat khusus (most specific instructional bahaviors) yang harus dimiliki guru, dosen, instruktur agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efesien, dan professional. (As Gilcman, 1991)
Keterampilan dasar mengajar merupakan keterampilan yang kompleks, yang pada dasarnya merupakan pengintegrasian utuh dari berbagai keterangan yang jumlahnya sangat banyak.
Dengan demikian keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan beberapa keterampilan atau kemampuan yang bersifat mendasar dan harus dikuasai oleh tenaga pengajar dalam melaksanakan tugas mengajarnya.
Dalam mengajar ada dua kemampuan pokok yang harus dikuasai oleh seorang tenaga pengajar, yaitu:
1.    Menguasai materi atau bahan ajar yang akan diajarkan (what to teach)
2.    Menguasai metodologi atau cara untuk membelajarkannya (how to teach)


Ada beberapa komponen keterampilan dasar mengajar, yaitu:
1.    Keterampilan bertanya
2.    Keterampilan memberi penguatan
3.    Keterampilan mengadakan variasi
4.    Keterampilan menjelaskan
5.    Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
6.    Membimbing diskusi kelompok kecil
7.    Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
8.    Keterampilan memberikan atau menumbuhkan motivasi
B.   Pengertian Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Membuka pelajaran (set induction) adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan prokondusi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan memberikan efek posistif terhadap kegiatan belajar. Kegiatan membuka pelajaran tidak mencakup urutan kegiatan rutin seperti menertibkan siswa, mengisi daftar hadir, menyampaikan pengumuman, menyuruh menyiapkan alat-alat pelajaran dan buku-buku yang akan dipakai dan lai sebagainya yang tidak berhubungan dengan penyampaian materi pelajaran. Kegiatan membuka pelajaran ada kaitannya langsung dengan penyampaian materi pelajaran.
Sedangkan menutup pelajaran (closure) adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar. Seperti halnya kegiatan membuka pelajaran, kegiatan menutup pelajaran juga tidak mencakup urut-urutan kegiatan rutin seperti member tugas di rumah, tetapi kegiatan yang ada kaitannya langsung dengan penyampaian materi.
Namun demikian, dalam pembelajaran guru sering tidak melakukan usaha membuka dan meutup pelajaran tersebut. Setelah melakukan tugas rutin seperti menenangkan kelas, mengisi daftar hadir, menyuruh siswa menyiapkan alat-alat pelajran guru langsung saja masuk pada inti pelajaran. Setelah pelajaran usai guru tidak melakukan usaha menutup pelajaran. Ia langsung berkata: “Anak-anak waktunya sidah habis, pelajaran kita lanjutkan besok. Selamat siang anak-anak”. Sebagai akibatnya adalah siswa akan merasa bahwa pelajaran yang diterimanya membosankan, tidak bermakna baginya, sukar dipahami, dan mereka akan tidak berusaha keras untuk memahaminya.
Ada berbagai alasan mengapa guru tidak melaksanakan kegiatan membuka dan menutup pelajaran antara lain: lupa, tidak ada waktu, atau memang belum memunyai keterampilan untuk melaksanakannya. Karena pentingnya fungsi membuka dan menutup pelajaran ini, maka sagat perlu bagi setiap guru untuk memperoleh pengalaman serta latihan yang intensif dalam membuka dan menutup pelajaran.

C.   Komponen Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Komponen keterampilan membuka pelajaran, yaitu:
a.    Menarik perhatian siswa
Banyak cara yang dapat digunakan guru untuk menarik perhatian siswa, antara lain:
1)    Gaya mengajar guru
2)    Penggunaan alat bantu mengajar
3)    Pola interaksi yang bervariasi
b.    Menimbulkan motivasi
Salah satu tujuan dari prosedur membuka pelajaran adalah memilih secara hati-hati hal-hal yang menjadi perhatian siswa itu hendaknya dapat digunakan untuk menimbulkan motivasi. Dengan adanya motivasi itu, pembelajran jadi dipermudah. Oleh karena itu, guru hendaknya melakukan berbagai cara utnuk menimbulkan motivasi itu. Sedikitnya ada 4 cara untuk menimbulkan motivasi, yaitu:
1)    Dengan kehangatan dan keantusiasan
2)    Dengan menimbulkan rasa ingin tahu
3)    Mengemukakan ide yang bertentangan
4)    Dengan memperhatikan minat siswa
c.    Memberi acuan (structuring) melalui berbagai usaha
Memberi acuan diartikan sebagai usaha mengemukakan secara spesifik dan singkat serangkaian alternative yang memungkinkan siswa memperoleh gambaran yang jelas mengenai hal-hal yang akan dipelajari dan cara yang hendak ditempuh dalam mempelajari materi pelajaran. Utnuk itu usaha dan cara yang dapat dilakukan oleh guru adalah:
1)    Mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas
2)    Menyarangkan langkah-langkah yang akan dilakukan
3)    Mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas
4)    Mengajukan pertanyaan-pertanyaan
d.    Membuat kaitan
Jika guru akan mengajarkan materi pelajaran yang baru, guru perlu menghubungkannya dengan hal-hal yang telah dikenal siswa atau dengan pengalaman-pengalaman, minat, dan kebutuhan-kebutuhan siswa. Contoh usaha guru untuk membuat kaitan:
1)    Membuat kaitan antar aspek-aspek yang relevan dari bidang studi yang telah dikenal
2)    Cara membandingkan atau mempertentangkan pengetahuan baru
3)    Guru menjelaskan konsep atau pengertiannya lebih dahulu sebelum menyajikan bahan secara rinci.
Komponen keterampilan menutup pelajaran
Menjelang akhir dari suatu pelajaran atau pada akhir setiap penggal kegiatan, guru harus melakukan kegiatan menutup pelajaran. Hal ini harus dilakukan agar siswa memperoleh gambaran yang utuh tentang pokok-pokok materi pelajaran yang telah dipelajari. Menutut Abimanyu(1985) cara-cara yang dapat dilakukan guru dalam menutup pelajaran adalah sebagai berikut:
a.    Meninjau kembali
Menjelang akhir suatu jam pelajaran, guru meninjau kembali apakah inti pelajaran yang diajarkan telah dikuasai siswa. Ada dua cara meninjau kembali penguasaan inti pelajaran itu, yaitu merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan.
b.    Mengevaluasi
Salah satu upaya untuk mengetahui pakah siswa sudah memperoleh wawasan yang utuh tentang suatu konsep yang diajarkan selama satu jam pelajaran atau sepenggal kegiatan tertentu adalah dengan penilaian. Untuk maksud tersebut guru dapat meminta siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan seacra lisan atau mengerjakan tugas-tugas.
Bentuk-bentuk evaluasi itu secara terperinci adalah seabagai berikut:
1)    Mendemonstrasikan keterampilan
2)    Mengaplikasikan ide baru pada situasi lain
3)    Mengekspresikan pendapat siswa sendiri
4)    Soal-soal tertulis

D.   Tujuan Membuka dan Menutup Pelajaran
Adapun tujuan dari keterampilan membuka dan menutup pelajaran, yaitu:
a.    Untuk menimbulkan minat dan perhatian peserta didik terhadap pelajaran yang akan dibicarakan
b.    Siswa mempunyai gambaran yang jelas tentang pendekatan-pendekatan yang mungkin diambil dalam mempelajari bagian-bagian dari suatu mata pelajaran.
c.    Siswa mengetahui hubungan antara pengalaman-pengalaman yang telah dikuasai dengan hal-hal yang baru akan dipelajari atau masih asing baginya.
d.    Siswa dapat menggabungkan fakta-fakta, keterampilan-keterampilan atau konsep-konsep yang tercakup dalam suatu peristiwa
e.    Menyiapkan mental para peserta didik agar siap memasuki persoalan yang akan dibicarakan
f.     Memungkinkan peserta didik mengetahui tingkat keberhasilan dalam pelajaran itu sedangkan guru dapat mengetahui tingkat keberhasilannya dalam mengajar.
g.    Agar peserta didik mengetahui batas-batas tugasnya yang akan dikerjakan


E.   Prinsip-Prinsip Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Prinsip-prinsip keterampilan membuka dan menutup pelajaran antara lain:
a.    Dalam membuka pelajaran harus memberi makna kepada peserta didik, yaitu dengan menggunakan cara-cara yang relevan dengan tujuan dan bahan yang akan disampaikan
b.    Hubungan antara pendahuluan dengan inti pengajaran serta dengan tugas-tugas yang dikerjakan sebagai tindak lanjut nampak jelas dan logis
c.    Menggunakan apersepsi yaitu mengenalkan pokok pelajaran dengan menghubungkannya terhadap pengetahuan yang sudah diketahui oleh peserta didik



Senin, 09 November 2015

Empowerment Women (Pemberdayaan Perempuan)

BAB II
PEMBAHASAN
A.   Defenisi Pemberdayaan Perempuan
Istilah pemberdayaan perempuan terdiri dari dua kata yaitu “pemberdayaan” dan “perempuan”.
Pemberdayaan  atau empowerment ini berdasarkan makna katanya diartikan sebagai kekuatan yang berasal dari “dalam”, yang dapat diperkuat dengan unsur-unsur dari “luar” (Kartasasmita, 1996, dalam Soegijoko 1997: 176).
Menurut Cook dan Macauly (1997) memandang pemberdayaan sebagai upaya membebaskan seseorang dari kendali yang kaku dan memberikan pada orang tersebut kebebasan untuk mempertanggungjawakan idenya, keputusan dan tindakannya.
Pemberdayaan merupakan sebuah proses sekaligus tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan adalah kegiatan memperkuat kekuasaan dan keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat. Sebagai tujuan maka pemberdayaan merujuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh perubahan social yaitu masyarakat menjadi berdaya.
Perempuan adalah makhluk lemah lembut dan penuh kasih saying karena perasaannya yang halus. Perbedaan secara anatomis dan fisiologis menyebabkan pula perbedaan pada tingkah lakunya, dan timbul juga perbedaan dalam hal kemampuan, selektif terhadap kegiatan-kegiatan intensional yang bertujuan dan terarah dengan kodrat perempuan.
Pemberdayaan perempuan merupakan upaya untuk mengatasi hambatan guna mencapai pemerataan atau persamaan bagi laki-laki dan perempuan pada setiap tingkat proses pembangunan.
Novian (2010), pemberdayaan perempuan adalah upaya pemampuan perempuan  untuk memperoleh akses dan control terhadap sumber daya, ekonomi, politik, social, budaya, agar perempuan dapat mengatur diri dan meningkatkan rasa percaya diri untuk mampu membangun kemampuan dan konsep diri.
Pemberdayaan perempuan adalah usaha sistematis dan terencana untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender dalam kehidupan keluarga dan masyarakat.
Sebagai sumber daya insane, potensi yang dimiliki perempuan dalam hal kuantitas maupun kualitas tidak di bawah laki-laki. Namun kenyataannya masih dijumpai bahwa status perempuan dan peranan perempuan dalam masyarakat masih bersifat subordinatif dan belum sebagai mitra sejajar dengan laki-laki.
B.   Pentingnya Pemberdayaan Perempuan
Dalam Gari-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) tahun 1999, menjelaskan bahwa upaya meningkatkan derajat hidup perempuan masih merupakan salah satu bidang prioritas strategis pembangunan nasional. Upaya ini ditetapkan dalam visi program pembangunan pemberdayaan perempuan, yaitu terwujudnya keadilan dan kesetaraan gender dalam kehidupan berkeluarga, berbangsa dan bernegara. Selanjutnya misi program pembangunan  ini terjabar dalam 5 konsep yaitu:
1.    Meningkatkan kualitas hidup perempuan dalam berbagai bidang strategis
2.    Sosialisasi keadilan dan kesetaraan gender
3.    Penghapusan tindak kekerasan terhadap perempuan
4.    Penegakan hak asasi manusia perempuan
5.    Meningkatkan kelembagaan
Kalau kita melihat konsep GBHN tersebut kita melihat betapa pentingnya pemberdayaan perempuan karena memberdayakan perempuan berarti memberdayakan bangsa. Secara fakta fungsi pendidikan, partisipasi perempuan yang total di sector domestic maupun public sangat menentukan dalam peningkatan kualitas generasi penerus dan peningkatan kualitas relasional dengan suami maupun dengan masyarakat luas.
C.   Tujuan Pemberdayaan Perempuan (Empowerment Women)
Tujuan pemberdayaan perempuan adalah untuk menantang ideology patriarki yaitu dominasi laki-laki dan subordinasi perempuan,  merubah struktur dan pranata yang memperkuat dan melestarikan dikriminasi gender dan ketidakadilan social. Pendekatan pemberdayaan memberi kemungkinan bagi perempuan miskin untuk memperoleh akses dan penguasaan terhadap sumber-sumber material maupun informasi. Sehingga proses pemberdayaan harus mempersiapkan semua struktur dan sumber kekuasaan.
D.   Sasaran Pemberdayaan Perempuan
Secara umum sasaran dari program pemberdayaan perempuan, pertama adalah meningkatnya kualitas sumber daya perempuan di berbagai sector dan subsector serta lembaga dan sublembaga yang mengutamakan peningkatan kemampuan dan profesionalisme atau keahlian kaum perempuan. Kedua mewujudkan kepekaan, kepedulian gender dari seluruh masyarakat, penentu kebijakan, pengambil keputusan, perencana, dan penegak hokum, serta pembaruan produk hukum yang bermuatan nilai social budaya serta keadilan yang berwawasan gender. Kemudian sasaran yang ketiga yaitu mengoptimalkan koordiansi dan keterpaduan dalam pengelolaan pemberdayaan perempuan yang meliputi aspek perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan.
E.   Peran Bidan Dalam Pemberdayaan Perempuan
Adapun peran bidan dalam pemberdayaan perempuan yaitu bidan sebagai partnership bagi perempuan. Partnership menurut terjemahan google adalah “kemitraan, persekutuan, perekanan”.
Sebagaimana kita ketahui bahwa, pelayanan kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan dalam memberikan asuhan kepada kepada klien yang menjadi tanggung jawab bidan mulai dari kehamilan sampai keluarga berencana termasuk kesehatan reproduksi perempuan dan pelayanan kesehatan masyarakat. Sehingga melihat daripada defenisi tersebut, maka dengan menerapkan pelayanan kebidanan, bidan sebagai mitra bagi perempuan akan sangat membantu terhadap pemberdayaan perempuan. Karena bidan akan lebih mudah memahami, bagaimana berkomunikasi dan mengingat dari sifat seorang wanita menjadikan bidan mampu dengan mudah untuk melakukan  perannya terhadap pemberdayaan perempuan.
Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan, kepada masyarakat khususnya perempuan. Bidan diakui sebagai tenaga professional yang bertanggung jawab dan akuntabel., yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan dan nasehat selama hamil, masa persalinan dan masa nifas, memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi baru lahir dan bayi. Asuhan ini mencakup upaya pencegahan, promosi persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, dan akses bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, serta melaksanakan tindakan kegawatdaruratan. (Kurnia, 2009)



BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan diperlukan upaya yang tepat. Salah satunya melalui pemberdayaan masyrakat. Dalam melasanankan program pemberdayaan semua pihak harus mendpatkan kesempatan yang sama untuk berpatisipasi aktif mensukseskan program pemberdayaan tersebut, tanpa terkecuali perempuan. Perempuan sebagai makhluk tuhan yang memiliki banyak potensi harus berperan aktif dalam kegiatan pemberdayaan. Sehingga muncul istilah pemberdyaan perempuan sebagai jawaban dari masalah subordinasi dan asimetris kedudukan perempuan dengan laki-laki.
Pemberdayaan perempuan adalah usaha sistematis dan terencana untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender dalam kehidupan keluarga dan masyarakat
B.   Saran
Berdasarkan uraian di atas maka penulis menyarankan agar program pemberdayaaan perempuan ini berjalan secara kontinyu dengan sasaran peserta yang lebih luas lagi, sehingga semua perempuan mempunyai kesempatan yang sama untuk ikut berpartisipasi dalam program pemberdayaan ini. Kemudian agar setiap program pemberdayaan perempuan dapat berjalan secara optimal, pemerintah harus mendukung penuh dengan memberikan bantuan dana maupun hal-hal lain yang dibutuhkan dalam kegiatan pemberdayaan perempuan.



















DAFTAR PUSTAKA







Rabu, 04 November 2015

MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN "KECERDASAN"



MAKALAH MATA KULIAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN
“KECERDASAN”
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 7
MUTMAINNA (15 3145 301 246)
NUR HIDAYAH MS (15 3145 301 247)
NUR AINI (15 3145 301 248)
NURASNI VITA SARI (15 3145 301 249)
SATRIANI (15 3145 301 250)

STIKES MEGA REZKY MAKASSAR
MAKASSAR
2015

KATA PENGATAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kecerdasan”.  Makalah ini merupakan tugas mata kuliah psikologi pendidikan.
Makalah ini berbicara mengenai kecerdasan dengan sub pokok bahasan yaitu defenisi kecerdasan, teori-teori kecerdasan, dan factor-faktor yang mempengarui kecerdasan.
Makalah  ini disusun dengan mengambil berbagai sumber yang ada. Kami  juga mengucapkan banyak berterimah kasih kepada pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.


                                                          Makassar, 03 November 2015

                                                          Penulis







DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................
KATA PENGANTAR................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang...................................................................................
B.     Rumusan Masalah..............................................................................
C.     Tujuan.................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.    Defenisi Kecerdasan...........................................................................
B.     Teori-Teori Kecerdasan......................................................................
C.     Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan...............................
D.    Jenis-Jenis Kecerdasan.......................................................................
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan.........................................................................................            
B.     Saran...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA



BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Kecerdasan yang dimiliki manusia merupakan salah satu potensi yang dianugrahkan oleh allah swt, yang menjadikannya sebagai salah satu kelebihan manusia dibandingkna dengan makhluk lainnya. Dengan kecerdasannya manusia dapat terus menerus mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidupnya yang semakin kompleks, melalui proses berpikir dan belajar terus menerus.
Dalam hal ini sudah  sepantasnya manusia bersuyukur., meski secara fisik tidak begitu besar dan kuat, namun berkat kecerdasan yang dimilikinya hingga saat ini manusia ternyata masih dapat mempertahankan kelangsungan peradaban hidupnya.
Salah satu pengertian kecerdasan yang paling banyak digunakan adalah yang dikemukakan oleh Wechler. Ia menganggap kecerdasan adalah konsep generic yang melibatkan kemampuan individual untuk berbuat dengan tujuan tertentu.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi  dewasa ini, orang tidak hanya berbicara tentang kecerdasan umum, kecerdasan intelektual saja melainkan juga kecerdasan emosi, dan kecerdasan spiritual. Setiap keceradasan ini memilki wilayahnya sendiri-sendiri di otak. Sesuai dengan fitrah, kecerdasan sudah ada sejak manusia dilahirkan, tetapi yang mewarnai selanjutnya adalah keluarga dan lingkungannya.
Oleh karena itu, makalah ini akan membahas tentang berbagai macam kecerdasan  yang dimiliki manusia.
B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang di atas adalah sebagai berikut:
1.      Apakah yang dimaksud dengan kecerdasan?
2.      Apa saja teori-teori kecerdasan?
3.      Apa factor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan manusia?
4.      Apa saja jenis-jenis kecerdasan itu?
C.    Tujuan
1.      Mahasiswa mampu mendefenisikan kecerdasan.
2.      Mahasiswa mampu menjelaskan teori-teori kecerdasan.
3.      Mahasiswa mampu menjelaskan factor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan.
4.      Mahasiswa mampu menjelaskan jenis-jenis kecerdasan.






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


A.    Defenisi Kecerdasan
Istilah kecerdasan mula diperkenalkan oleh Francis Galton pada akhir tahun 1800-an. Galton merupakan sepupu kepada teori evolusi yang terkenal, Charles Darwin. Galton percaya bahwa kepercayaan intelektual adalah diwarisi, namun beliau gagal untuk membentuk ujian kecerdasan yang boleh digunakan dalam kajian. Walaupun beliau tidak berjaya dalam kajiannya, namun Galton telah memberikan ilmu psikologi dengan konsep kecerdasan.
Kecerdasan ialah istilah yang digunakan untuk menjelaskan fikiran yang mencakup sejumlah kemampuan, seperti kemampuan merencanakan, memecahkan masalah, berfikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa dan belajar. Kecerdasan erat kaitannya dengan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh individu. Kecerdasan dapat diukur menggunakan alat psikometri yang biasa disebut dengan Test IQ (Rositayanti,2012).
Ahli psikologi telah memberi berbagai defenisi yang berbeda bagi konsep kecerdasan . setiap defenisi memberi tekanan pada kebolehan dan kemahiran tertentu yang penting, antaranya ialah:
Alfred binet (1916), beliau sebagai pelopor dalam menyusun ujian kecerdasan yang berpendapat bahwa kecerdasan terbagi kepada tiga aspek kemampuan, yaitu:
a.       “direction”, kemampuan untuk memusatkan kepada masalah yang hendak diselesaikan
b.      “adaptation”, kemampuan untuk mengadakan adaptasi terhadap masalah yang dihadapinya atau fleksibel dalam menghadapi masalah.
c.       “criticism”, kemampuan untuk mengadakan kritikan, baik terhadap masalah yang dihadapi maupun terhadap dirinya sendri.
Menurut Edward Thordike (1913), kecerdasan adalah kemampuan memberi respon yang tepat terhadap dtimulus yang diterimanya.
Mengikut Piaget(1950), kecerdasan adalah kebolehan individu membuat adaptasi pada persekitaran fisikal dan social.
Claparde menyatakan bahwa intelegensi adalah kemampuan menyesuaikan secara mental terhadap situasi atau kondisi yang baru. Buhler menyatakan bahwa intelegensi adalah perbuatan yang disertai dengan pemahaman atau pengertian.
Weschler (1958) mendefenisikan kecerdasan sebagai kumpulan atau totalitas kemampuan seseorang untuk belajar, bertindak dengan tujuan tertentu, berpikir secara rasional, serta mengahadapi lingkungan dengan efektif. Stenberg & Slater (1982) mendefenisikan kecerdasan sebagai tindakan atau pemikiran yang bertujuan dan adaptif.
Makin tinggi tingkat kecerdasan seseorang, makin memungkinkannya melakukan suatu tugas yang banyak menuntut rasio dan akal dan melaksanakan tugas yang sifatnya kompleks.
Kamus dewan 1991, kecerdasan adalah kesempurnaan akan (untuk berfikir, mengerti dan lain-lain) seperti kepandaian, kepintaran, dan kecerdikan. Atan long 1978, kecerdasan adalah kebolehan untuk melakukan pemikiran secara mujarad, kebolehan untuk membuat penyeluruhan dan cara tindakan terhadap suatu situasi yang bermasalah. Kecerdasan yang umum termasuk kebolehan untuk melakukan pikiran secara abstrak, selalunya tingkah laku menjadi petunjuk darjah kecerdasan sesorang.
B.     Teori-Teori Kecerdasan
Beberapa teori keceradasan yang popular, yaitu:
1.      Kecerdasan intelektual
Penemu: Alfred Binet (1857-1911)
Konsep:
a.       Kecerdasan dilihat hanya dari sisi kekuatan verbal dan logika seseorang
b.      Kecerdasan akhirnya dapat dinilai dengan angka konstan
c.       Menganut konsep eugenic artinya pengendalian sistematis dari keturunan.
d.      Perkembangannya diteruskan oleh Carl Brigham dengan merancang tes IQ yang diperbaharui dengan nama Aptitite Test (SAT).
2.      Kecerdasan umum/ general intelegence (G)
Penemu: Charles Spearman (1863-1945)
Konsep:
a.       Manusia mempunyai kemampuan mental umum yang mendasari semua kemampuannya untuk menangani kesulitan kognitif.
b.      Factor G ini meliputi kemampuan memecahkan masalah, pemikiran abstrak, dan keahlian dalam pembelajaran.
3.      Kecerdasan cair dan kecerdasan kristal/ fluid and crystaled intelegence
Penemu: Raymond Cattel dan John Horn
Konsep:
a.       Manusia mempunyai 2 macam kecerdasan umum, yaitu kecerdasan cair dan Kristal.
b.      Kecerdasan cair adalah kecerdasan yang berbasis pada kecerdasan biologis. Kecerdasan ini meningkat sesuai dengan perkembangan usia, mencapai puncak saat dewasa dan menurun pada saat tua karena proses biologis tubuh.
c.       Kecerdasan Kristal adalah kecerdasan yang diperoleh dari proses pembelajaran dan dan pengalaman hidup. Kecerdasan ini data terus meningkat tidak ada batas maksimal selama manusia mau dan bisa belajar.
4.      Kecerdasan yang dapat dimodifikasi/ modifiable intelligence
Penemu: Reuven Feurstein
Konsep:
a.       Kecerdasan dapat diukur dari kemampuan berfikir seseorang yang mana kemampuan berpikir manusia tersebut mempunyai tahap-tahap perkembangan.
5.      Kecerdasan proximal/ proximal intelligence
Penemu: Leo Vygotsky
Konsep:
a.       Kecerdasan kognitif seseorang dapat diuji dengan memperhatikan kronologis usia mental orang tersebut dan memperhatikan kapasitas orang tersebut.
b.      Maksukd kapasitas seseorang adalah perbandingan  kemampuan seseorang menyelesaikan suatu masalah seseorang diri dengan apabila mendapat bantuan orang lain dalam menyelesaikan masalah yang serupa.
6.      Kecerdasan yang dapat dipelajari/ learnable intelligence
Penemu: Davis Perkins dari Harvard university
Konsep:
a.       Kecerdasan dipengaruhi dan dioperasikan oleh beberapa factor dalam kehidupan yaitu sistem orak, pengalaman hidup, dan kapasitas untuk pengaturan diri.
7.      Kecerdasan perilaku/ behavior intelligence
Penemu: Arthur Costa dari Institute Of Intelligence Di Berkeley
Konsep:
a.       Kecerdasan diartikan sebagai suatu kumpulan dari kecenderungan perilaku
b.      Perilaku tersebut antara lain keuletan, kemampuan mengatur perilaku impulsive, empati, fleksibilitas berpikir, metakognisi, kepekaan panca indra, kebijaksanaan, rasa ingin tahu, dan kemampuan mengalihkan perasaan.

8.      Kecerdasan tri tunggal/ triarchic intelligence
Penemu: Robert J. Sternberg
Konsep:
a.       Kecerdasan manusia dapat diukur dari keseimbangan tiga kecerdasan yaitu kecerdasan kreatif, analisis, dan praktis.
b.      Kecerdasan kreatif meliputi kemampuan menemukan dan merumuskan ide serta solusi dari masalah
c.       Kecerdasan analisis digunakan untuk bertahan dalam hidup seperti keberhasilan mengatasi perubahan.
9.      Kecerdasan moral/ moral intelligence
Penemu: Robert Coles
Konsep: Kecerdasan yang menitikberatkan pada prinsip dan nilai-nilai hidup.
10.  Kecerdasan emosional/ emotional intelligence
Penemu: Daniel Goleman
Konsep: Kecerdasan dapat terdiri dari kombinasi 5 komponen, yaitu kesadaran diri, manajemen emosi, motivasi, empati, dan mengatur hubungan/ relasi.
11.  Kecerdasan memecahkan kesulitan/ adversity intelligence
Penemu: Paul Scholtz
Konsep:
a.       Kecerdasan seseorang dapat diukur dari kemampuan orang tersebut mengatasi masalah yang dialami dalam hidup.
b.      Kecerdasan seseorang dapat diklasifikasikan menjadi berbagai ciri dan sifat yaitu quitter, camper, dan climber.
12.  Kecerdasan majemuk
Penemu: Howard Gardner dari Harvard university
Konsep:
a.       Setiap orang mempunyai lebih dari satu kecerdasan, minimal memilki delapan kecerdasan yaitu lingustik, logika matematika, intrapersonal, musical, naturalis, visual-spesial, dan kinestestis.
b.      Setiap orang memilki delapan kecerdasan ini dengan kadar perkembangan yang berbeda-beda.
C.    Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan
Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi kecerdasan, yaitu:
1.      Factor bawaan atau biologis
Dimana factor ini ditentukan oleh sifat yang dibawa sejak lahir. Batas kesanggupan atau kecakapan seseorang dalam memecahkan masalah, antara lain ditentukan oleh factor bawaan.
2.      Factor minat dan pembawaan yang khas
Dimana minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu.
3.      Factor pembentukan atau lingkungan
Dimana pembentukan adalah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan intelegensi.
4.      Factor kematangan
Dimana tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
5.      Factor kebebasan
Hal ini berarti manusia dapat memilih metode tertentu dalam memecahkan masalah yang diahadapi. Disamping kebebasan memilih metode, juga bebas dalam memilih masalah yang sesui dengan kebutuhannya.
D.    Jenis-Jenis Kecerdasan
1.      Kecerdasan Intelektual (IQ)
IQ merupakan kecerdasan dasar yang berhubungan dengan proses kognitif, pembelajaran cenderung menggunakan kemampuan matematis-logis dan bahasa, pada umumnya hanya mengembangkan kemampuan kognitif. Kecerdasan ini dengan kecerdasan rasional karena menggunakan potensi rasio dalam memecahkan masalah. Penilaian kecerdasan dapat dinilai dengan tes atau ujian daya ingat, daya nalar, penguasaan kosa kata, ketepatan menghitung, mudah menganalisis data.
Untuk mengukur tingkat intelegensi anak, dapat digunakan tes IQ misalnya dari Binet Simon. Dari hasil tes Binet Simon, dibuatlah penggolongan intelegensi sebagai berikut:
a.       Genius >140
b.      Gifted >130
c.       Superior >120
d.      Normal 90 – 110
e.       Debil 60 – 79
f.       Imbesil 40 – 55
g.      Idiot >30
2.      Kecerdasan Emosional (EQ)
Seiring berjalannya zaman manusia mulai menyadari bahwa factor emosi tidak kalah pentingnya dalam mendukung sebuah kesuksesan, bahkan dipandang lebih penting daripada intelegensi. Daniel goleman telah mempopulerkan pada pertengahan 1990-an. Seperti juga IQ, konsep kecerdasan emosi ini dioperasionalkan menjadi alat ukur dan keluarannya disebut EQ.
Konsep ini muncul dari beberapa pengalaman, bahwa kecerdasan intelektual yang tinggi saja tidak cukup untuk mengantarkan orang menuju sukses.
3.      Kecerdasan spiritual (QS)
QS merpakan kemampuan individu terhadap mengelola nilai-nilai, norma dan kualitas kehidupan dengan memanfaatkan kekuatan pikiran bawah sadar atau lebih dikenal dengan suara hati.
Kecerdasan spiritual ini bermakna bahwa seseorag individu yang memiliki rasa tanggung jawab kepada sang pencipta serta kemampuan menghayati nilai-nilai agama.



BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan
Kecerdasan ialah istilah yang digunakan untuk menjelaskan fikiran yang mencakup sejumlah kemampuan, seperti kemampuan merencanakan, memecahkan masalah, berfikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa dan belajar. Kecerdasan erat kaitannya dengan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh individu. Dengan berbagai teori pendukungnya seperti proximal, emosional dll. Kecerdasan sendiri dipengaruhi oleh berbagai factor yaitu bawaan, kematangan, kebebasan dan lain-lain.
B.     Saran
Demikianlah makalah yang kami susun. Kami sadar makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi perbaikan tugas selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua khususnya para calon pendidik.








DAFTAR PUSTAKA

http://supersuga.wordpress.com/2009/04/27/teori-kecerdasan/? Di akses oleh Alex King tanggal 27 April 2009